Pages



Sejarah Jam Gadang Bukittinggi
      Jam Gadang adalah
sebuah sebutan atau nama dari sebuah menara jam yang terletak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Pada menara ini terdapat 4 buah jam dengan diameter masing-masing 80 cm, jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan  Big Ben di  London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman (Benhard Vortman) yakni nama belakang pembuat mesin dari jam gadang tersebut, sedangkan Recklinghausen sendiri adalah nama sebuah kota di Jerman dimana kota tersebut merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
      Jam Gadang memilik denah dasar seluas 13 x 4 m. Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007 silam.
      Menara ini sering digunakan masyarakat setempat bahkan pendatang sebagai tempat taman wisata atau taman rekreasi di Bukittinggi. Seperti malam pergantian tahun contohnya, jam gadang menjadi suatu tempat terfavorit masyarakat Sumatera Barat umumnya serta warga Bukittinggi khususnya untuk menikmati malam Tahun Baru.

Keunikan Bangunan
        Salah satu keunikan yang sangat menakjubkan dari bangunan ini adalah struktur pembangunan dan bahan-bahan bangunan yang umumnya digunakan sebagai bahan utama bangunan malah tidak digunakan pada pembangunan menara Jam Gadang ini. Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan Besi peyangga dan adukan Semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih
      Entah disengaja ataupun tidak disengaja, diketahui terdapat kesalahan penulisan pada angka romawi yang menunjukkan pukul "4" pada desain ukiran Jam Gadang. Dalam lingkaran jam tertulis angka dengat font tulisan romawi, disini dapat kita perhatikan pada gambar. Penulisan angka "4" yang seharusnya ditulis dengan angka romawi "IV" entah mengapa pada ukiran bangunan pada Menara ini tertulis "IIII" (empat batang hutuf I) yang artinya satu batang huruf "I" bernilai "1".


Sejarah Jam Gadang Bukittinggi
      Jam Gadang adalah sebuah sebutan atau nama dari sebuah menara jam yang terletak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Pada menara ini terdapat 4 buah jam dengan diameter masing-masing 80 cm, jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan  Big Ben di  London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman (Benhard Vortman) yakni nama belakang pembuat mesin dari jam gadang tersebut, sedangkan Recklinghausen sendiri adalah nama sebuah kota di Jerman dimana kota tersebut merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
      Jam Gadang memilik denah dasar seluas 13 x 4 m. Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007 silam.
      Menara ini sering digunakan masyarakat setempat bahkan pendatang sebagai tempat taman wisata atau taman rekreasi di Bukittinggi. Seperti malam pergantian tahun contohnya, jam gadang menjadi suatu tempat terfavorit masyarakat Sumatera Barat umumnya serta warga Bukittinggi khususnya untuk menikmati malam Tahun Baru.

Keunikan Bangunan
        Salah satu keunikan yang sangat menakjubkan dari bangunan ini adalah struktur pembangunan dan bahan-bahan bangunan yang umumnya digunakan sebagai bahan utama bangunan malah tidak digunakan pada pembangunan menara Jam Gadang ini. Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan Besi peyangga dan adukan Semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih
      Entah disengaja ataupun tidak disengaja, diketahui terdapat kesalahan penulisan pada angka romawi yang menunjukkan pukul "4" pada desain ukiran Jam Gadang. Dalam lingkaran jam tertulis angka dengat font tulisan romawi, disini dapat kita perhatikan pada gambar. Penulisan angka "4" yang seharusnya ditulis dengan angka romawi "IV" entah mengapa pada ukiran bangunan pada Menara ini tertulis "IIII" (empat batang hutuf I) yang artinya satu batang huruf "I" bernilai "1".

0 comments:

Post a Comment